Lembaga amal Inggris, Save the Children meliris laporan yang begitu menyedihkan mengenai nasib dan kondisi anak-anak di Suriah. Fakta dilapangan memperlihatkan bahwa anak-anak tersebut mengalami kekerasan, penyiksaan, penculikan hingga pembunuhan yang sistematis.
Save the Children bahkan membuat dokumentasi lengkap mengenai tiap kasus pelecehan dan kisah tragis anak-anak disana. Terdapat laporan bahwa dampak dari kerusuhan yang pernah berlangsung tersebut membuat anak-anak di kota Deraa mengalami penangkapan dan penyiksaan. Kebanyak setiap anak yang ditemui mengaku bahwa mereka pernah melihat anggota keluarganya dibunuh.
"Hal-hal yang saya dengar dari anak-anak sungguh mengerikan. Saya sudah mendengar anak-anak yang berusia 10 tahun dianiaya. Saya sudah mendengar anak-anak, yang baru berusia 8 tahun, membantu memindahkan jenazah dari reruntuhan dengan menggunakan tangan mereka sendiri," ungkap juru bicara Save the Children, Cat Carter.
Untuk itu lembaga amal yang berkedudukan di Inggris ini mendesak agar PBB meningkatkan kehadiran mereka di Suriah untuk mendokumentasikan tindak kekerasan sehingga pelakunya bisa dimintai pertanggungjawaban.
Data terakhir yang dirilis PBB mencatat bahwa lebih dari 20.000 orang tewas sejak terjadinya protes antipemerintah terjadi di Suriah bulan Maret 2011, 30.000 orang aktivis yang tewas, lebih dari 260.000 warga Suriah telah mengungsi ke sejumlah negara tetangga. Diperkirakan juga lebih dari 1,2 juta orang terlantar dan 2,5 juta orang memerlukan bantuan kemanusiaan.
Kekerasan dan pembunuhan masih saja terjadi. Disaat kita sedang nyaman menikmati kehidupan atau bahkan bersedih hanya karena masalah yang tidak seberapa, justru dibelahan bumi yang lain seperti Suriah, ketakutan mencekam sedang melanda, dimana banyak jiwa membutuhkan uluran tangan dan dukungan.
Inilah saatnya untuk bergandengan tangan bersama dan berdoa bagi setiap masyarakat di Suriah agar konflik segera reda dan warga kembali ke kehidupannya yang aman dan sejahtera.